Hidup
damai berarti merasakan ketenangan dalam hidup tanpa merasa terbebani dengan
suatu “beban” masalah. Setiap makhluk hidup pastinya memiliki masalah. Lalu
apakah kita bisa berdamai dengan diri sendiri? Tentunya bisa. Mungkin ini
terdengar sangat klise. Tapi nyatanya, untuk sebagian banyak orang sulit untuk
mendapatkan kedamaian tersebut. Tapi,
tahukah anda sebenarnya yang menentukan damai atau konflik dalam diri kita
adalah kita sendiri? Berikut 5 Cara berdamai yang akan saya berikan kepada anda.
1. Jangan Menahan
Kebahagiaan
Dimasyarakat sering terjadi kontra antara "kita harus selalu bahagia" dengan "kita tidak boleh membanggakan diri sendiri". Bagaimana kita mau bahagia kalau tidak ada yang bisa dibahagiakan?. Padahal kita bisa bahagia karena ada yang kita capai. Membanggakan diri sendiri itu tidak masalah selagi hanya diucapkan dalam diri dan tidak merasa kita lebih baik dari orang lain itulah yang dinamakan bersyukur.
Puji diri anda di dalam hati dengan pencapaian saat dulu anda SD pernah juara 1 atau saat ini anda jago matematika. Ingat-ingat lah semua pencapaian yang membuat anda bahagia. Bahagiakan sebahagia-bahagianya. Jangan ditahan. Mengapa anda menahan-nahan hasil pencapaian yang membuat anda bahagia lalu dengan mudahnya anda memilih mencari-cari kekurangan diri lalu bersedih.
Dimasyarakat sering terjadi kontra antara "kita harus selalu bahagia" dengan "kita tidak boleh membanggakan diri sendiri". Bagaimana kita mau bahagia kalau tidak ada yang bisa dibahagiakan?. Padahal kita bisa bahagia karena ada yang kita capai. Membanggakan diri sendiri itu tidak masalah selagi hanya diucapkan dalam diri dan tidak merasa kita lebih baik dari orang lain itulah yang dinamakan bersyukur.
Puji diri anda di dalam hati dengan pencapaian saat dulu anda SD pernah juara 1 atau saat ini anda jago matematika. Ingat-ingat lah semua pencapaian yang membuat anda bahagia. Bahagiakan sebahagia-bahagianya. Jangan ditahan. Mengapa anda menahan-nahan hasil pencapaian yang membuat anda bahagia lalu dengan mudahnya anda memilih mencari-cari kekurangan diri lalu bersedih.
2. Terima Semua Pujian
Pada saat teman-teman anda memuji anda terimalah semua pujian itu. Cukup ucapkan terima kasih atau senyum saja. Membantah pujian dari teman anda membuat teman anda kecewa dan menghalangi anda untuk bahagia. Teman-teman yang memuji anda mereka telah munurunkan gengsinya dan menggunakan energinya untuk membuat anda bahagia. Bukankah itu adalah usaha besar yang teman anda lakukan untuk membuat anda bahagia?. Apa yang teman anda rasakan ketika anda membantah pujian darinya? Ada sedikit kecewa pastinya di dirinya.
Lalu, mungkin saja teman kita akan malas memuji anda untuk kedua kalinya. Ingat-ingat semua pujian itu. Jadikan itu sebagai power untuk anda ketika anda down. Tapi ingat, cukup tanam dalam diri, jangan diucapkan ke orang lain bahwa anda pernah dipuji atau anda akan di cap sombong oleh orang lain.
3. Pahami Terlebih
Dahulu Pikiran Otomatis
Di pikiran kita ada yang namanya pikiran otomatis. Pikiran otomatis adalah komentar-komentar yang muncul dalam pikiran kita secara tiba-tiba. Seringkali komentar-komentar yang muncul itu tidak logis, cenderung negatif dan penghakiman atas diri sendiri. Maka dari itu kita harus mengkontrol pikiran otomatis tersebut. Dengan memahami bahwa yang muncul itu berdasarkan pikiran logis kita atau hanya sekedar komentar-komentar yang muncul dari pikiran otomatis.
Contoh dari pikiran otomatis itu adalah ketika anda ingin Ujian Praktik, lalu anda berpikir “Apakah nanti dosennya galak?”,”Apakah saya mampu menghadapi Ujiannya?”. Contoh lain dari pikiran otomatis adalah ketika kita bercermin tiba-tiba kita berpikir “saya terlalu kurus”, “kulit saya pucat”,”saya tidak menarik” padahal belum tentu orang lain berpikir seperti itu.
Di pikiran kita ada yang namanya pikiran otomatis. Pikiran otomatis adalah komentar-komentar yang muncul dalam pikiran kita secara tiba-tiba. Seringkali komentar-komentar yang muncul itu tidak logis, cenderung negatif dan penghakiman atas diri sendiri. Maka dari itu kita harus mengkontrol pikiran otomatis tersebut. Dengan memahami bahwa yang muncul itu berdasarkan pikiran logis kita atau hanya sekedar komentar-komentar yang muncul dari pikiran otomatis.
Contoh dari pikiran otomatis itu adalah ketika anda ingin Ujian Praktik, lalu anda berpikir “Apakah nanti dosennya galak?”,”Apakah saya mampu menghadapi Ujiannya?”. Contoh lain dari pikiran otomatis adalah ketika kita bercermin tiba-tiba kita berpikir “saya terlalu kurus”, “kulit saya pucat”,”saya tidak menarik” padahal belum tentu orang lain berpikir seperti itu.
4. Jangan Melawan Pikiran
Negatif
Ketika pikiran-pikiran negatif sudah cukup lama bersarang dipikiran kita dan kita tidak dapat mengeluarkannya, yang perlu kita lakukan cukup mensetujui semua pikiran-pikiran negatif. Dengan tujuan untuk memberhentikan pikiran negatif tersebut. Ketika kita selalu membantah dengan pikiran kita sendiri, itu akan memunculkan pikiran-pikiran otomatis lainnya yang malah menjadikan diri kita frustasi. Contohnya ketika kita menyatakan cinta lalu kita ditolak, mungkin kita akan berpikir bahwa “saya jelek”, “saya tidak menarik”, “saya membosankan” dan lain-lain.
Kemudian pikiran negatif itu akan terus bersarang dipikiran kita. Lalu kita berusaha untuk mengeluarkan pikiran negatif tersebut dengan berkata, “saya tidak membosankan buktinya, saya bisa bermain gitar. Tapi, cara bermain gitar saya tidak baik sih. Coba saja saya punya uang banyak agar seseorang tertarik dengan saya…” dan seterusnya. Pada saat kita melawan diri kita sendiri justru pikiran otomatis semakin tidak terkontrol.
Sebaiknya, ketika pikiran tersebut datang cukup setujui saja dengan mengatakan “iya, memang saya jelek dan tidak mengapa”, “iya memang saya membosankan dan itu tidak mengapa”, “iya memang saya sulit untuk tenang dan itu tidak mengapa” maka pikiran otomatis yang negatif akan kehabisan kata-kata dan kita jauh lebih tenang. Atau sering kita sebut dengan kata ikhlas.
Ketika pikiran-pikiran negatif sudah cukup lama bersarang dipikiran kita dan kita tidak dapat mengeluarkannya, yang perlu kita lakukan cukup mensetujui semua pikiran-pikiran negatif. Dengan tujuan untuk memberhentikan pikiran negatif tersebut. Ketika kita selalu membantah dengan pikiran kita sendiri, itu akan memunculkan pikiran-pikiran otomatis lainnya yang malah menjadikan diri kita frustasi. Contohnya ketika kita menyatakan cinta lalu kita ditolak, mungkin kita akan berpikir bahwa “saya jelek”, “saya tidak menarik”, “saya membosankan” dan lain-lain.
Kemudian pikiran negatif itu akan terus bersarang dipikiran kita. Lalu kita berusaha untuk mengeluarkan pikiran negatif tersebut dengan berkata, “saya tidak membosankan buktinya, saya bisa bermain gitar. Tapi, cara bermain gitar saya tidak baik sih. Coba saja saya punya uang banyak agar seseorang tertarik dengan saya…” dan seterusnya. Pada saat kita melawan diri kita sendiri justru pikiran otomatis semakin tidak terkontrol.
Sebaiknya, ketika pikiran tersebut datang cukup setujui saja dengan mengatakan “iya, memang saya jelek dan tidak mengapa”, “iya memang saya membosankan dan itu tidak mengapa”, “iya memang saya sulit untuk tenang dan itu tidak mengapa” maka pikiran otomatis yang negatif akan kehabisan kata-kata dan kita jauh lebih tenang. Atau sering kita sebut dengan kata ikhlas.
5. Lihat Semua Hal Dari
Sisi Positif
Di Indonesia, kita sudah dibiasakan sejak kecil untuk melihat semua hal dari sisi negatif terlebih dahulu. Sehingga pikiran otomatis cenderung menjadi negatif serta menjadi bahagia jauh lebih sulit. Justru sebenarnya terbalik. Kita harus melihat semua masalah dari sisi positif. Dengan melihat masalah dari sisi positif kita akan mudah untuk mencari jalan keluarnya dan jauh lebih tenang. Contoh berpikir positif saat kita ingin menyatakan cinta ke orang yang kita idam-idamkan, kalau diterima alhamdulilah dan kalau tidak diterima artinya kita masih bisa berkumpul dengan semua teman. Contoh sisi positif pada saat kita melamar kerja, kalau diterima alhamdulilah dan kalau tidak artinya kita memang disuruh istirahat terlebih dahulu. Melihat semua hal dari sisi positif itu menjadi menyenangkan. Karena dunia tidak selalu hitam dan putih.
Di Indonesia, kita sudah dibiasakan sejak kecil untuk melihat semua hal dari sisi negatif terlebih dahulu. Sehingga pikiran otomatis cenderung menjadi negatif serta menjadi bahagia jauh lebih sulit. Justru sebenarnya terbalik. Kita harus melihat semua masalah dari sisi positif. Dengan melihat masalah dari sisi positif kita akan mudah untuk mencari jalan keluarnya dan jauh lebih tenang. Contoh berpikir positif saat kita ingin menyatakan cinta ke orang yang kita idam-idamkan, kalau diterima alhamdulilah dan kalau tidak diterima artinya kita masih bisa berkumpul dengan semua teman. Contoh sisi positif pada saat kita melamar kerja, kalau diterima alhamdulilah dan kalau tidak artinya kita memang disuruh istirahat terlebih dahulu. Melihat semua hal dari sisi positif itu menjadi menyenangkan. Karena dunia tidak selalu hitam dan putih.
Kesimpulannya, justru musuh terbesar
itu adalah diri kita sendiri. Terkadang diri kita jauh lebih kejam menghakimi
diri kita sendiri dibandingkan orang lain. Semoga kita selalu bahagia!
Follow IG & Twitter: @afrizadinulhaq
Follow IG & Twitter: @afrizadinulhaq
Comments
Post a Comment