Money can’t buy happiness. Duit enggak bisa membeli kebahagiaan.
Pepatah ini terbukti dari pernyataan dua miliarder asal Cina dan
Inggris, Jack Ma dan John Caudwell. Dua orang itu tegas mengatakan kekayaan yang mereka punyai enggak bikin mereka bahagia. Karena kebahagiaan itu tergantung dari cara kita memandang hidup bukan dari jumlah materil yang kita miliki. Mari kita bahas lebih dalam kenapa kebahagiaan orang kaya dan miskin bisa sama..
1. Kebahagiaan dan Kesedihan Akan Kembali Ke Keadaan Normal
Benar, uang bisa membeli kebahagiaan, tapi hanya sampai batas tertentu saja. Jim Carrey seorang pelawak yang terkenal berkata "Saya harap semua orang menjadi kaya dan terkenal, sehingga mereka tau bahwa hal itu bukan jawaban dari kebahagiaan.". Jika kita menulis level kebahagiaan dari skala 1-10, pada umunya orang akan menaruh level kebahagiaannya diangka 7 (normal). Uniknya setiap orang apapun kondisinya akan kembali ke keadaan normal tersebut. mereka yang memiliki level kebahagiaanya rendah (1-5) seperti depresi, terdapat keluarganya yang meninggal, sesedih apapun keadaan mereka setelah beberapa waktu (setiap orang berbeda) akan kembali ke level 7. Sebaliknya, orang yang sangat bahagia (8-10) seperti mereka yang baru saja menikah, baru saja diterima di universitas idaman ataupun pekerjaan idaman, setelah beberapa waktu kebahagiaan mereka akan kembali ke level 7 (normal).
2. Manusia Lebih Bahagia Ketika Memiliki Sesuatu Yang Sulit Dibeli
Kita akan lebih bahagia ketika kita mendapatkan hal yang
sulit untuk dibeli. Contohnya ada orang yang bahagia ketika hari ini bisa makan,
karena sulit untuk beli beras. Sebaliknya, ada orang baru bisa bahagia ketika dapat membeli gadget yang mahal serta terasa biasa saja
ketika bisa makan setiap hari. serta, ada orang yang merasa sudah terbiasa terpapar terik matahari seharian, tapi sebaliknya ada orang yang biasa saja merasakan sejuknya AC setiap hari. Ini tandanya kebahagian dalam kepemilikan materil itu bukan berdasarkan nilai suatu benda tetapi kebahagiaan dalam kepemilikan materil itu berdasarkan sulitnya hal tersebut untuk dimiliki berdasarkan kemampuan masing-masing manusia.
3. More Is Not Always Better
Dalam ekonomi terdapat konsep yang bernama "diminishing marginal ultility", yang artinya ketika kita memiliki sesuatu dalam jumlah yang sedikit maka kita akan sangat menghargainya. Tetapi setelah kita mendapatkan lebih, setiap kelebihan itu akan terasa semakin tidak berharga. Inilah sebabnya orang miskin sangat menghargai uang, mereka akan berpikir panjang sebelum membeli sesuatu. Sebaliknya, mungkin orang kaya dengan uang 100 ribu bisa dibeli untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting.
Dalam ekonomi terdapat konsep yang bernama "diminishing marginal ultility", yang artinya ketika kita memiliki sesuatu dalam jumlah yang sedikit maka kita akan sangat menghargainya. Tetapi setelah kita mendapatkan lebih, setiap kelebihan itu akan terasa semakin tidak berharga. Inilah sebabnya orang miskin sangat menghargai uang, mereka akan berpikir panjang sebelum membeli sesuatu. Sebaliknya, mungkin orang kaya dengan uang 100 ribu bisa dibeli untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting.
4. Perasaan Sulit Dalam Pekerjaan Yang Bisa Jadi Sama
Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jack Ma atau orang-orang terkaya di dunia mengerjakan pekerjaannya dengan mudah ataupun orang yang miskin mengerjakan pekerjaannya dengan mudah. Karena, perasaan sulit itu bersifat subjektif disetiap manusia. Perasaan sulit dalam pekerjaan itu dipengaruhi oleh ilmu yang dimiliki, ilmu berpikir, ilmu strategi menghadapi masalah, ilmu menghadapi stres dan lain-lain. Yang orang lain lihat mudah, bisa saja yang dia rasakan itu sulit. Contohnya, Bill Gates memang orang yang memiliki ilmu sangat pintar, tetapi tanggung jawabnya sangat besar. Orang miskin tanggung jawabnya memang kecil, tetapi mungkin saja ada beberapa ilmunya yang kurang sehingga pekerjaan terasa lebih sulit.
5. Bisa Jadi Orang Miskin Lebih Bahagia Dari Orang Kaya Jika..
Ukuran sebuah kebahagiaan bukanlah semata-mata tergantung pada uang saja. Bisa jadi orang yang miskin lebih bahagia dari orang kaya jika cara orang kaya memandang hidup selalu dari sisi negatif. seperti membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya darinya, selalu mengeluh, tidak memiliki teman dan lain-lain. Sebaliknya, orang miskin akan bisa lebih bahagia jika bisa hidup secara bijaksana. Seperti selalu memandang hidup dari sisi positif, merasa cukup, menolong orang lain walaupun dalam keadaan yang kurang, dan lain-lain. Maka dari itu kita sering diingatkan tuhan untuk selalu bersyukur.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jack Ma atau orang-orang terkaya di dunia mengerjakan pekerjaannya dengan mudah ataupun orang yang miskin mengerjakan pekerjaannya dengan mudah. Karena, perasaan sulit itu bersifat subjektif disetiap manusia. Perasaan sulit dalam pekerjaan itu dipengaruhi oleh ilmu yang dimiliki, ilmu berpikir, ilmu strategi menghadapi masalah, ilmu menghadapi stres dan lain-lain. Yang orang lain lihat mudah, bisa saja yang dia rasakan itu sulit. Contohnya, Bill Gates memang orang yang memiliki ilmu sangat pintar, tetapi tanggung jawabnya sangat besar. Orang miskin tanggung jawabnya memang kecil, tetapi mungkin saja ada beberapa ilmunya yang kurang sehingga pekerjaan terasa lebih sulit.
5. Bisa Jadi Orang Miskin Lebih Bahagia Dari Orang Kaya Jika..
Ukuran sebuah kebahagiaan bukanlah semata-mata tergantung pada uang saja. Bisa jadi orang yang miskin lebih bahagia dari orang kaya jika cara orang kaya memandang hidup selalu dari sisi negatif. seperti membandingkan diri dengan orang yang lebih kaya darinya, selalu mengeluh, tidak memiliki teman dan lain-lain. Sebaliknya, orang miskin akan bisa lebih bahagia jika bisa hidup secara bijaksana. Seperti selalu memandang hidup dari sisi positif, merasa cukup, menolong orang lain walaupun dalam keadaan yang kurang, dan lain-lain. Maka dari itu kita sering diingatkan tuhan untuk selalu bersyukur.
Kesimpulannya,
yang membuat kita tidak bahagia adalah kita selalu membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat lebih bahagia dari kita. Padahal bisa saja yang kita lihat lebih bahagia dari kita sebenarnya tidak sebahagia kita. Bukan artinya kita membiarkan diri kita hidup dengan kekurangan, tetapi kalau kita sudah merasa sangat lelah dengan usaha yang maksimal, mungkin tidak ada salahnya kita merasa cukup dan bahagia. Kalau kita memiliki kelebihan, membantu orang yang kekurangan adalah hal yang mulia dan kita pun akan merasakan kegemberiaan yang sama seperti orang yang menerima bantuan kita. Mari kita duduk sejenak, tarik napas panjang dan tanyakan pada diri. Sebenarnya, apasih yang kita kejar?
yang membuat kita tidak bahagia adalah kita selalu membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat lebih bahagia dari kita. Padahal bisa saja yang kita lihat lebih bahagia dari kita sebenarnya tidak sebahagia kita. Bukan artinya kita membiarkan diri kita hidup dengan kekurangan, tetapi kalau kita sudah merasa sangat lelah dengan usaha yang maksimal, mungkin tidak ada salahnya kita merasa cukup dan bahagia. Kalau kita memiliki kelebihan, membantu orang yang kekurangan adalah hal yang mulia dan kita pun akan merasakan kegemberiaan yang sama seperti orang yang menerima bantuan kita. Mari kita duduk sejenak, tarik napas panjang dan tanyakan pada diri. Sebenarnya, apasih yang kita kejar?
Follow Instagram dan Twitter : @afrizadinulhaq
Comments
Post a Comment